Kamis, 03 Desember 2009

Pohon dari Kisah Masa Lalu



• Pohon Maja
Maja yang Tidak Pahit

Jika menyebut nama tanaman ini, pasti langsung teringat kerajaan Majapahit. Tak heran, buah pohon maja sering disangka pahit. Padahal, sih, maja tidak pahit.
Pohon maja termasuk tumbuhan tahan banting. Pohon ini bisa tumbuh pada suhu 49°C sampai -7°C. pohon ini juga bisa tumbuh sampai ketinggian 1200 m diatas permukaan laut. Tanah kering atau rawa bukan halangan bagi maja untuk tumbuh.
Maja ditanam untuk diambil buahnya. Buah maja bisa dimakan. Rasanya manis. Maklum, maja masih termasuk keluarga jeruk-jerukan. Dibuat sirop atau selai juga bisa, lo.
Konon, Raden Wijaya menamakan kerajaannya Majapahit karena ditempat itu prajuritnya pernah makan buah maja yang pahit. Hm… mungkin buah maja yang dimakan belum matang. Tentu saja, rasanya pahit!

• Pohon Lontar
Lontar yang Banyak Gunanya

Pohon yang tingginya bisa mencapai 30 m ini termasuk keluarga tanaman palma. Daun-daunnya yang seperti kipas tumbuh di puncak pohon. Tanaman ini banyak dijumpai di Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Kini, lontar sudah jarang dipakai sebagai kertas. Namun, jangan kita lupakan. Sebab lontar banyak gunanya. Mulai dari ujung atas sampai ujung bawah bagian pohon ini bisa digunakan.
Daun-daun lontar masih digunakan unutk bahan pembuat tikar, tas, aneka kerajinan, dan juga sasando (alat musik tradisional Timor). Buah lontar enak, lo. Sepintas memang mirip kolang-kaling. Tetapi, rasanya lebih enak. Tongkol bunga betinanya bisa disadap dan diolah menjadi gula atau minuman. Serat dari pelepah daun dan tangkai bisa manjadi bahan menenun. Terakhir, batang lontar yang keras bisa dijadikan bahan bangunan juga kerajinan.
Selain banyak gunanya, lontar juga banyak nama. Ia disebut tua oleh masyarakat Timor, disebut juntal oleh orang Sumbawa, lontara oleh orang Toraja, lontoir oleh orang Ambon, atau taal oleh orang Madura.

• Pohon Bodhi dan pohon Beringin
Pohon yang Melindungi

Pada candi Borobudur atau juga di Prambanan terukir kalpataru. Kalpa berarti kehidupan. Taru berarti pohon. Ah, seperti apa pohon kehidupan yang digambarkan rimbun dan tempat berteduh banyak makhluk itu?
Ternyata kalpatru hanya symbol saja. Tak ada pohon yang bernama kalpataru. Hanya saja, berdasarkan artinya, ada beberapa pohon yang disamakan dengan kalpataru. Yaitu, pohon bodho dan pohon beringin.
Pohon bohdi yang besar bisa kita lihat di halaman candi Borobudur. Kalau pohon beringin, cukup sering kita lihat, bukan? Kedua pohon itu memang besar sehingga bisa menjadi tempat berteduh dan tempat tinggal aneka makhluk hidup.



1 komentar: